Selamat datang kembali pengunjung setia di Blog kami OSIS SMP NEGERI 1 Ngawi. Pada kesempatan ini Blog OSIS SMP NEGERI 1 Ngawi akan share tentang SPENSA JUARA DAN BERBUDAYA SELAMAT HARI GURU NASIONAL BERGERAK BERSAMA, RAYAKAN MERDEKA BELAJAR. Tak lupa kami ucapkan terimakasih atas kunjungannya. Dan jangan lupa blog ini untuk bisa mengikuti posting selanjutnya.
Hallo teman-teman semua siswa siswi SMPN 1 NGAWI, sudahkah kita memahami makna dan sejarah Hari Guru ? yokkk…… kita ikuti artikel ini dengan seksama.
Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Adapun peringatan ini diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada guru atas jasa dan perannya sebagai garda terdepan mendidik generasi penerus bangsa. Meski hanya dilakukan sehari, biasanya akan ada kegiatan khusus seperti upacara, penghormatan khusus ke para guru, hingga memberikan hadiah kepada guru.
Peringatan ini diharapkan mampu mengangkat martabat guru terlebih atas jasa besarnya dalam mencetak anak-anak harapan bangsa yang berkualitas, Bermartabat, cerdas dan bertanggung jawab.
Namun sebenarnya ada sejarah panjang di balik peringatan tahunan ini. Tanggal 25 November dipilih karena bertepatan pada tanggal berdirinya Persatuan Guru
Selain itu ada sejarah panjang di balik terciptanya peringatan Hari Guru Nasional.
Seperti apa sejarahnya?
Dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Peringatan Hari Guru Nasional 25 November pertama kali dilaksanakan pada pemerintah Presiden Soeharto, khususnya kepada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Pada Tanggal 24 November 1994, peringatan ini tertulis dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional.
Menurut Keppres 78/1994, guru memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Sama halnya dengan PGRI sebagai induk organisasi bagi para guru di Tanah Air. Karena alasan tersebutlah pemerintah akhirnya menetapkan 25 NOVEMBER. Peran PGRI dalam mencetak para pendidik berkualitas memang bukanlah hal yang sederhana. Bahkan perjuangan organisasi pendidikan sudah dilakukan sejak masa penjajahan Belanda. Bahkan PGRI juga turut andil dalam perjuangan nasional kemerdekaan Indonesia.
Organisasi guru berdiri pada tahun 1912 dengan nama Perserikatan Guru Hindia Belanda (PGHB) dengan anggota guru bantu, guru desa, kepala sekolah, sampai pemilik sekolah dari latar pendidikan yang berbeda-beda.
Setelah PGHB lahir, mulailah muncul organisasi-organisasi guru lain di berbagai daerah di Indonesia. Namun tepat pada 1932, 32 organisasi guru sepakat bersatu dengan nama Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Berdirinya PGI mampu membuat Belanda terpukau. Namun organisasi ini sempat berhenti pada masa penjajahan Jepang karena pemerintah Jepang melarang keberadaan organisasi dan menutup sekolah.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 PGI kembali beraktivitas. Tepatnya 100 hari setelah kemerdekaan Indonesia, PGI melangsungkan Kongres Guru Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah.
Kongres ini bertujuan untuk menyatukan berbagai perbedaan antara organisasi guru yang didasari perbedaan tamatan di lingkungan kerja, daerah, politik, agama, hingga suku.
Dalam kongres itu juga, disepakatilah terbentuknya wadah baru guru nasional, yaitu PGRI. Berdirinya PGRI mencerminkan semangat para guru nasional ini menjadi latar belakang sejarah Hari Guru Nasional 25 November yang sampai saat ini terus dirayakan.
Alasannya, PGRI tidak hanya berusaha memenuhi kewajiban pengabdian bagi bidang pendidikan, tetapi juga perjuangan mengisi kemerdekaan Indonesia. Hasil dari kongres tersebut, PGRI menyepakati tiga hal.
Pertama, mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
Kedua, mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan. Ketiga, membela hak dan nasib buruh umumnya dan guru pada khususnya.
Seiring berjalannya waktu, PGRI juga tak henti berkontribusi bagi masa depan Indonesia. Salah satunya adalah terciptanya Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Selain itu, perjuangan PGRI juga berhasil melahirkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Satu di antara poin penting dari PP 74/2008 ini adalah pemberian tunjangan profesi bagi para tenaga pendidik di Indonesia. Hari Guru Nasional dapat dimaknai sebagai momen mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua guru atas jasanya untuk mengajar dan membimbing siswa. Tanpa adanya guru, maka tidak akan ada generasi yang berkualitas. Guru menjadi ujung tombak masa depan bangsa lewat pendidikan. Guru juga tidak sekadar memberikan pemahaman tentang materi pelajaran, namun juga mengajarkan cara menumbuhkan kepribadian yang ideal termasuk berperilaku baik.
Kemendikbud pada tahun ini merilis tema yang akan diangkat pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2023 yaitu Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar. Selain tema, Kemendikbud juga meluncurkan logo resmi Hari Guru Nasional (HGN) 2023 dengan nuansa tampilan warna-warni.
Simak arti dari elemen HGN 2023:
1. Elemen yang ada di dalam desain terdiri dari figur Pak Guru, Ibu Guru, serta siswa dan siswi tampak dinamis dan ceria dalam menjalankan pembelajaran.
2. Dimasukkannya unsur teknologi denga simbol-simbol wifi, laptop, handphone, serta Aplikasi Zoom, memiliki relevansi kuat sebagai alat penunjang kegiatan belajar mengajar.
3. Simbol berbentuk hati, menggambarkan seluruh komponen pendidikan mulai dari Guru, Peserta Didik hingga Orang Tua, yang diharapkan terus bersinergi menciptakan lingkungan belajar yang merdeka dan penuh cinta supaya memberikan hasil yang terbaik untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Semoga dengan diperingati hari guru nasional ini, kita semua terus mengingat jasa para guru guru kita. Sekian dan Terima kasih SPENSA JUARA DAN BERBUDAYA SPENSA JUARA DAN BERBUDAYA SELAMAT HARI GURU NASIONAL BERGERAK BERSAMA, RAYAKAN MERDEKA BELAJAR
Oleh: Sulistiono
Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Adapun peringatan ini diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada guru atas jasa dan perannya sebagai garda terdepan mendidik generasi penerus bangsa. Meski hanya dilakukan sehari, biasanya akan ada kegiatan khusus seperti upacara, penghormatan khusus ke para guru, hingga memberikan hadiah kepada guru.
Peringatan ini diharapkan mampu mengangkat martabat guru terlebih atas jasa besarnya dalam mencetak anak-anak harapan bangsa yang berkualitas, Bermartabat, cerdas dan bertanggung jawab.
Namun sebenarnya ada sejarah panjang di balik peringatan tahunan ini. Tanggal 25 November dipilih karena bertepatan pada tanggal berdirinya Persatuan Guru
Selain itu ada sejarah panjang di balik terciptanya peringatan Hari Guru Nasional.
Seperti apa sejarahnya?
Dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Peringatan Hari Guru Nasional 25 November pertama kali dilaksanakan pada pemerintah Presiden Soeharto, khususnya kepada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Pada Tanggal 24 November 1994, peringatan ini tertulis dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional.
Menurut Keppres 78/1994, guru memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Sama halnya dengan PGRI sebagai induk organisasi bagi para guru di Tanah Air. Karena alasan tersebutlah pemerintah akhirnya menetapkan 25 NOVEMBER. Peran PGRI dalam mencetak para pendidik berkualitas memang bukanlah hal yang sederhana. Bahkan perjuangan organisasi pendidikan sudah dilakukan sejak masa penjajahan Belanda. Bahkan PGRI juga turut andil dalam perjuangan nasional kemerdekaan Indonesia.
Organisasi guru berdiri pada tahun 1912 dengan nama Perserikatan Guru Hindia Belanda (PGHB) dengan anggota guru bantu, guru desa, kepala sekolah, sampai pemilik sekolah dari latar pendidikan yang berbeda-beda.
Setelah PGHB lahir, mulailah muncul organisasi-organisasi guru lain di berbagai daerah di Indonesia. Namun tepat pada 1932, 32 organisasi guru sepakat bersatu dengan nama Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Berdirinya PGI mampu membuat Belanda terpukau. Namun organisasi ini sempat berhenti pada masa penjajahan Jepang karena pemerintah Jepang melarang keberadaan organisasi dan menutup sekolah.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 PGI kembali beraktivitas. Tepatnya 100 hari setelah kemerdekaan Indonesia, PGI melangsungkan Kongres Guru Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah.
Kongres ini bertujuan untuk menyatukan berbagai perbedaan antara organisasi guru yang didasari perbedaan tamatan di lingkungan kerja, daerah, politik, agama, hingga suku.
Dalam kongres itu juga, disepakatilah terbentuknya wadah baru guru nasional, yaitu PGRI. Berdirinya PGRI mencerminkan semangat para guru nasional ini menjadi latar belakang sejarah Hari Guru Nasional 25 November yang sampai saat ini terus dirayakan.
Alasannya, PGRI tidak hanya berusaha memenuhi kewajiban pengabdian bagi bidang pendidikan, tetapi juga perjuangan mengisi kemerdekaan Indonesia. Hasil dari kongres tersebut, PGRI menyepakati tiga hal.
Pertama, mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
Kedua, mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan. Ketiga, membela hak dan nasib buruh umumnya dan guru pada khususnya.
Seiring berjalannya waktu, PGRI juga tak henti berkontribusi bagi masa depan Indonesia. Salah satunya adalah terciptanya Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Selain itu, perjuangan PGRI juga berhasil melahirkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Satu di antara poin penting dari PP 74/2008 ini adalah pemberian tunjangan profesi bagi para tenaga pendidik di Indonesia. Hari Guru Nasional dapat dimaknai sebagai momen mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua guru atas jasanya untuk mengajar dan membimbing siswa. Tanpa adanya guru, maka tidak akan ada generasi yang berkualitas. Guru menjadi ujung tombak masa depan bangsa lewat pendidikan. Guru juga tidak sekadar memberikan pemahaman tentang materi pelajaran, namun juga mengajarkan cara menumbuhkan kepribadian yang ideal termasuk berperilaku baik.
Kemendikbud pada tahun ini merilis tema yang akan diangkat pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2023 yaitu Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar. Selain tema, Kemendikbud juga meluncurkan logo resmi Hari Guru Nasional (HGN) 2023 dengan nuansa tampilan warna-warni.
Simak arti dari elemen HGN 2023:
1. Elemen yang ada di dalam desain terdiri dari figur Pak Guru, Ibu Guru, serta siswa dan siswi tampak dinamis dan ceria dalam menjalankan pembelajaran.
2. Dimasukkannya unsur teknologi denga simbol-simbol wifi, laptop, handphone, serta Aplikasi Zoom, memiliki relevansi kuat sebagai alat penunjang kegiatan belajar mengajar.
3. Simbol berbentuk hati, menggambarkan seluruh komponen pendidikan mulai dari Guru, Peserta Didik hingga Orang Tua, yang diharapkan terus bersinergi menciptakan lingkungan belajar yang merdeka dan penuh cinta supaya memberikan hasil yang terbaik untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Semoga dengan diperingati hari guru nasional ini, kita semua terus mengingat jasa para guru guru kita. Sekian dan Terima kasih SPENSA JUARA DAN BERBUDAYA SPENSA JUARA DAN BERBUDAYA SELAMAT HARI GURU NASIONAL BERGERAK BERSAMA, RAYAKAN MERDEKA BELAJAR
Oleh: Sulistiono
➣ SPENSA BERJAYA PADA LOMBA MELUKIS TINGKAT SMP SE KABUPATEN NGAWI DENGAN TEMA MUSEUM
➣ ELVIRA OKTA AVIVA SISWI SMPN 1 NGAWI RAIH GELAR JUARA 1 PADA STUDENT COMPETITION 2023
➣ TUA TUA KELADI-Catatan kecil Budi Hantara
➣ JAWARA TEMBANG MACAPAT DARI SPENSA TAHUN 2023
➣SPENSA BERJAYA DALAM INVITASI BASKETBALL 3X3
➣ SMPN 1 NGAWI KEMBALI MENJUARAI MEO 2022
➣ SPENSA NGAWI TETAP JUARA 1
➣ KAYLA NALURI SEMESTA RAIH JUARA 2 PADA KEJURDA MENEMBAK JAWA TIMUR 2021
➣ AN NISSA NUR AZIZAH MAMPU MENUNJUKKAN KEBOLEHANNYA MEREBUT TIGA KEJUARAAN SEKALIGUS DALAM KEJUARAAN RENANG
➣ ADITYA YUSUF PRANATA KEMBALI BERJAYA BERSAMA AULIA IKA PUTRI WICAKSONO
➣ SPEKTAKULER TIM SMPN 1 NGAWI RAIH JUARA 1 PADA LOMBA CERDAS CERMAT TAHUN 2023
➣ SMPN 1 NGAWI RAIH 3 GELAR KEJUARAAN SEKALIGUS PADA PENTAS PAI TAHUN 2023
➣ SMPN 1 NGAWI MENDOMINASI KEJUARAAN OSN IPA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023
➣ Catatan Prestasi SPENSA LIMAR di Era Pandemi Tahun 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar